Sejarah Strategi Militer Formasi Testudo Romawi

Sebagian besar dari kita tentu mengenal keberadaan bangsa Romawi yang pernah berkuasa dan pernah memerintah di kawasan laut tengah. Kemampuan Romawi merubah dari kota kecil menjadi negara yang demikian berkuasa tidak terlepas dari keunggulannya di bidang militer. Pasukan Romawi yang lebih dikenal dengan Legian mungkin merupakan salah satu pasukan terbaik pada zaman klasik.

Kemampuan Legion dalam bertempur menaklukkan berbagai kota-kota berbenteng dan mempertahankan wilayah-wilayah yang demikian luas bisa dicapainya dengan berbagai taktik yang dikembangkannya. Diantara berbagai formasi Romawi, yang paling terkenal mungkin adalah Testudo. Sebuah formasi yang sampai saat ini masih cukup relevan, buktinya formasi ini banyak digunakan oleh pihak kepolisian diseluruh dunia sebagai strategi dalmas atau pengendalian masa.

Strategi dalmas adalah strategi yang ditetapkan oleh pihak kepolisian apabila situasi dan kondisi masa dianggap tidak kondusif dan berpotensi menyebabkan gangguan untuk ketertiban umum. Hal seperti ini tidak jarang kita jumpai saat unjuk rasa besar yang tiba-tiba berubah menjadi anarkis. Dalam kondisi ini polisi yang diturunkan untuk menjaga masa dapat mennggunakan strategi dalmas untuk membubarkan kerumunan masa yang berlaku anarkhis.

Dalam kondisi yang seperti itu, sepertinya sudah terbayang dalam benak kita mengenai sebuah prisai besar dan berbentuk persegi panjang yang umumnya digunakan oleh para personel kepolisian sebagai perlindungan dari kericuhan yang mungkin terjadi dalam suatu unjuk rasa. Perisai seperti ini memberikan perlindungan yang sangat memadai baik karena ukurannya yang besar maupunĀ  bahannya yang kuat.

Bila situasi semakin tidak kondusif dan kekacauan terjadi, pihak kepolisian akan menggunakan formasi dimana personel akan membentuk barisan yang sangat ketat dan barisan terdepan bersiap untuk menahan perisainya dibagian depan. Sedangkan barisan dibelakangnya mengangkat perisai untuk menutupi bagian atas dari barisan tersebut sehingga terbentuk formasi yang akan sulit ditembus baik secara langsung maupun lemparan benda-bendar.

Formasi seperti itu sebenarnya adalah warisan dari militer Romawi yang sudah pernah diterapkan sekitar ribuan tahun yang lalu. Formasi tempur ini dijuluki sebagai Testudo yang merupakan istilah dari bahasa latin kuno yang jika diterjemahkan memilki arti kura-kura. Merujuk pada perisai-perisai pasukan Romawi yang bentuknya mirip seperti tempurung kura-kura. Formasi ini termasuk kedalam golongan tembok perisai dimana prajurit bahu membahu, berbaris, dan memegang perisai mereka untuk berlindung dari serangan musuh.

Formasi Testudo digunakan oleh prajurit Legion Romawi dalam berbagai pertempuran khususnya untuk berlindung dari serangan jarak jauh seperti panah, tombak, lemparan batu dan sebagainya. Efektifitas formasi ini dalam melindungi para pasukan Legion dari serangan-serangan musuhnya mempengaruhi keputusan dari lembaga kepolisian untuk menggunakan formasi Testudo sebagai bentuk perlindungan dari senjata-senjata yang mungkin digunakan masa dalam kericuhan.

Apabila ada personel yang terluka, formasi Testudo juga dapat melindungi personel tersebut dari bahaya yang mengancam. Jika masa bertindak agresif, barisan semacam Testudo juga bisa dibentuk oleh pihak kepolisian untuk menahan gelombang demi gelombang masa yang sering kali tidak terarah dan tidak terorganisir.

Dalam pertempuran Romawi, Testudo dapat digunakan dalam berbagai macam situasi. Namun Testudo lebih banyak digunakan sebagai taktik bertahan untuk melindungi prajurit dari serangan misil atau bahkan serangan langsung prajurit berkuda. Salah satu contohnya adalah pertempuran media, ketika pasukan yang dipimpin oleh Mark Antony dipukul mundur oleh prajurit kuda berjirah dan pasukan pemanah berkuda dari kekaisaran Parthia.

Testudo juga digunakan untuk melindungi prajurit yang terluka, khususnya yang memiliki pangkat tinggi sehingga dapat dilakukan evakuasi dan mendapatkan perawatan yang memadai. Selain sebagai taktik bertahan, Testudo juga dapat digunakan secara offensive, seperti ketika jendral Romawi memutuskan untuk maju secara perlahan untuk mendekati barisan lawannya. Sementara itu dari barisan belakang sejumlah prajurit pemanah dan pelemparan misil menembakkan senjata mereka.

Testudo juga seringkali digunakan saat pengepungan ketika Romawi menjadi pihak yang menyerang sebuah kota. Secara keseluruhan, formasi Testudo masih jauh lebih sering digunakan prajurit Romawi dalam pengepungan benteng dibandingkan dengan pertempuran langsung. Pertahanan utama sebuah kota selain parit dan tembok tentu adalah pemanah dan artileri yang disiagakan pada tembok. Prajurit pemanah dan artileri umumnya menimbulkan korban yang tidak sedikit dari pihak penyerang. Formasin Testudo sangat efektif untuk mengantisipasi hal tersebut.

Ketika seorang jendral Romawi memerintahkan serangan, para prajuritnya akan membentuk formasi dan maju secara perlahan mendekati benteng. Tidak banyak panah dan misil yang bisa menembus formasi tersebut, batu-batu besar yang dilempar dari atas benteng bisa ditahan. Setelah dekat dengan tembok musuh, rangkaian perisai pada bagian atas Testudo juga bisa digunakan sebagai jalan atau tangga dengan memiringkan perisainya dari bagian belakang menuju ke bagian depan.

Related Post