Biografi Kaiser Willhelm II, Kaisar Terakhir Jerman

Eropa merupakan suatu benua yang penuh dengan konflik besar dan sangat beragam yang tentunya mempengaruhi kehidupan umat manusia dari berbagai generasi. Dampak yang terjadi akibat konflik tersebut juga dirasakan oleh berbagai kerajaan dan penguasa-penguasa di Eropa. Tidak sedikit kerajaan dan negara besar yang telah berkuasa sejak lama akhirnya harus merelakan kekuasaannya jatuh ketangan pihak lain yang diakibatkan oleh perang maupun revolusi yang terjadi di negaranya.

Tak terkecuali Rusia dan kekaisaran Jerman, negara besar yang juga dianggap sebagai negara adikuasa. Pada zamannya kedua kekaisaran ini menjadi pihak yang terkena dampak cukup besar akibat konflik yang terjadi di eropa. Kaiser Willhelm ii yang merupakan raja Prusia dan kaisar Jerman pada saat itu, dikabarkan menjadi salah satu tokoh yang paling berpengaruh pada tahap awal dari kejatuhan kekaisaran Jerman. Keputusan apakah yang diambil oleh kaiser Willhelm II, kami akan membahas latar belakang dan apa yang dilakukannya hingga kekaisaran Jerman hilang dari dunia sekarang ini.

Perjalanan Hidup Kaiser Willhelm II, Raja Prusia Sekaligus Kaisar Jerman

Kaiser Willhelm II lahir pada tahun 1859, ia merupakan anak dari pangeran Fredrich III dan putri Victoria yang merupakan anak tertua dari ratu Victoria I dari Inggris. Hal itu membuat Willhelm II menjadi cucu tertua dari ratu Victoria, pada garis keturunannya kaiser Willhelm II bersama ayah dan kakeknya berasal dari bangsa Hohenzollern. Kaiser Willhelm II memiliki masa kecil yang penuh dengan penderitaan, saat melahirkan Willhelm II putri Victoria dibantu oleh seorang dokter Inggris yang dikirim oleh neneknya ratu Victoria.

Namun proses persalinannya berjalan dengan tidak lancar, bahkan 3 hari setelah ia lahir ia didiagnosis memiliki kelumpuhan pada tangan kirinya. Hal ini membuat kedua orang tuanya menjadi khawatir, terlebih ia kelak akan menjadi raja Prusia. Dikarenakan dalam tradisi Eropa, seorang pemimpin negara harus mampu menunggangi kuda, berjabat tangan serta melakukan aktifitas lainnya yang membutuhkan tubuh yang sempurna.

Hal tersebut membuat kaiser Willhelm II memiliki hubungan yang kurang baik dengan kedua orang tuanya, terutama dengan ibunya yang berasal dari Inggris. Putri Victoria pernah menulis, ia tumbuh menjadi orang yang egois dan suka mendominasi. Meskipun demikian kaiser Willhelm II dikabarkan sangat dekat dengan neneknya yang juga berasal dari Inggris. Dimasa kecilnya juga kaiser Willhelm II suka menghabiskan waktu untuk mengunjungi keluarganya di Inggris.

Saat melihat armada laut Inggris yang kuat, Wilhelm II merasa iri terlebih lagi pada saat itu diakhir abad ke 19 negara-negara di Eropa sedang bersaing dalam upaya kolonisasi. Kekaisaran Jerman yang pada saat ini merupakan salah satu negara kuat di Eropa masih memiliki kekurangan pada bidang militer dan ekonomi yang pada saat itu masih didominasi oleh Inggris.

Pada tahun 1888 bulan maret, ayah dari Willhelm II yaitu kaiser Friedrich III menggantikan kakeknya Willhelm I menjadi kaisar Jerman dan raja Prusia. Meskipun begitu, kaiser Friedrich III menjabat dengan kondisi yang sakit-sakitan dikarenakan kanker tenggorokan yang pada akhirnya 3 bulan setelah menjabat ia meninggal dunia.

Willhelm II menjadi sangat marah, terutama karena dokter Inggris yang menangani ayahnya tidak berhasil dalam mempertahankan hidupnya. Ia melontarkan kalimat terkenalnya yang menunjukkan betapa bencinya ia dengan Inggris. “Seorang dokter Inggris membunuh ayahkan, dan seorang dokter Inggris melumpuhkan lenganku. Itu semua terjadi karena ibuku tidak mentolerir orang Jerman”.

Kalimat ini juga ditulis oleh ibunya kepada ratu Victoria I di bulan April 1889. Saat Willhelm II menjabat sebagai kaisar Jerman, Otto Von Bismarck sang konselir besi yang telah menjabat sejak 1871 tidak memiliki hubungan baik dengannya. Hal ini disebabkan oleh banyak hal, seperti ketidak setujuannya terhadap kebijakan Bismarck dalam urusan luar negeri dengan negara-negara Eropa lainnya. Willhelm II lebih bersifat agresif dan ingin membuat Jerman menjadi negara terkuat di dunia secara terang-terangan.

Sedangkan Bismarck lebih ingin Jerman berdiplomasi dan berhati-hati dalam mengambil keputusan. Hal yang mungkin menjadi pemicu rusaknya hubungan mereka adalah pemilihan umum pada 1890 dimana banyak partai yang tidak setuju dengan ide Bismarck. Karena kekalahannya pada pemilihan tersebut Willhelm II mendorong Bismarck untuk mengundurkan diri.

Akhirnya Bismarck mengundurkan diri dari jabatannya, Willhelm II tetap menjalin hubungan dengan kepala negara lain sebelum perang dunia pertama. Tsar Nicholas II pernah mengunjungi Willhelm II di Jerman pada tahun 1905. Ia juga dikabarkan dekat dengan Archduke Franz Ferdinand I, putra mahkota dari Austria Hungaria. Willhelm II sangat terpukul ketika mendengar bahwa temannya dibunuh di Bosnia pada tahun 1914.

Jerman sebagai sekutu dari Austria Hungaria mendukung mereka untuk menaklukan Serbia. Meskipun begitu Tsar Nicholas II dan Willhelm II masih berkomunikasi untuk mencegah perang, mereka bahkan bertukar telegram dimana Tsar Nicholas menulis, atas nama pertemanan kita, mohon lakukan apa yang kau bisa agar sekutumu tidak bertindak kelewatan. Mereka bahkan memanggil diri mereka Nicky dan Willy.

Pada saat perang dunia pertama, strategi perang Jerman lebih banyak diatur oleh jendral militernya. Meskipun begitu, Kaiser Willhelm II tetap menjadi tokoh penting dalam perang dunia pertama karena sikapnya yang mendukung Austria dalam menyulut perang. Hal ini membuat masyarakat Jerman marah kepadanya, terlebih lagi ketika Jerman yang kalah.

Karena Kaiser Willhelm II tidak populer di hadapan rakyat, maka banyak politikus Jerman memintanya untuk turun tahta. Saat menyampaikan pidatonya tentang semangat untuk melanjutkan perang, ia tidak mendapatkan dukungan baik dari para pekerja. Akhirnya setelah direkomendasikan untuk turun oleh banyak jendral dan politikus, kaiser Willhelm II turun tahta pada November 1918.

Related Post